Pada era kolonial di awal abad ke-19, Blitar dikenal sebagai salah satu daerah penting di Jawa Timur yang memroduksi gula berbahan baku tebu. Terdapat beberapa pabrik gula berdiri di wilayah yang kini menjadi Kabupaten Blitar, antara lain, di wilayah Kecamatan Garum, Kecamatan Srengat, dan juga Wonodadi.
Namun, pada musim tanam 2017-2018, produksi anjlok tinggal 51.328 ton. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada 2017, Jabar menjadi produsen gula terbesar kelima di Indonesia dengan kontribusi 3,76 persen dari 2,19 juta ton gula. Jawa Timur menjadi produsen terbesar dengan kontribusi 52,34 persen. Lahan tebu susut
Sehingga menempatkan Jawa sebagai eksportir gula kedua terbesar di dunia setelah Kuba. Hingga 1935, jumlah pabrik gula di Jawa Timur yang bertahan tinggal 40, menghasilkan 583 ribu ton. Tahun berikutnya menyusut menjadi 35 pabrik, produksi gulanya menurun lagi, sekitar 500 ribu ton. Masa depresi ekonomi dunia yang terjadi sekitar 1933
.